Semangat Meningkat dapat Menjadi Gejala Awal Stres

Bagi Anda yang cenderung ambisius, agresif, kompetitif, berhati-hatilah. Tipe kepribadian Anda termasuk rawan stres. Stres, yang sering ditandai dengan gejala jantung berdebar-debar, keluar keringat dingin, pusing, gangguan lambung, sulit konsentrasi, dan susah tidur, bila sudah berat bisa menghilangkan kemampuan seseorang dalam menilai realitas.

Stres menyebabkan terganggunya keseimbangan dalam tubuh. Tubuh membutuhkan keseimbangan, agar stres tidak menyerang setiap saat. Tetapi, jika stress terlalu besar atau berlangsung terus-menerus, tubuh bisa jadi tak mampu menjaga keseimbangan seperti semula. Keadaan ini menimbulkan kondisi distress atau stress patologis.

Dalam psikologi, patologis dianggap perilaku yang sangat tidak wajar. Suatu tindakan dianggap patologis apabila sudah terlalu ekstrem dan menyimpang dari norma. Perilaku ini menunjukkan adanya suatu gangguan mental. Tidak hanya sangat aneh, perilaku patologis dapat mengganggu kehidupan sehari-hari.

Meningkatnya semangat, penglihatan yang menajam, dan kemampuan menyelesaikan pekerjaan melebihi dari kebiasaan, merupakan gejala yang positif. Tahapan ini biasanya “menyenangkan”. Namun kalau tidak seimbang dengan energi yang dibutuhkan, akan menjadi masalah. Mudah letih. Apalagi tidak diselingi dengan istirahat yang cukup. Inilah gejala awal stress ringan.

Secara teoritis, orang dengan kepribadian tipe A ambang stresnya rendah alias mudah terkena stres. Mereka cenderung ambisius, agresif, dan tidak sabar. Sebaliknya, kepribadian dengan tipe B, yang berlawanan dengan tipe A, yaitu lebih rileks, gampang puas, tidak buru-buru, mereka ini adalah golongan yang tidak mudah terkena stres.

Penyebab stres yang paling umum adalah lingkungan kerja yang penuh tekanan, di mana orang dikejar target dan terancam kedudukannya jika tak berhasil memenuhi target. Mereka sering terbangun di tengah malam dan lupa keberadaannya.

Kalau reaksi stres yang Anda alami itu berupa ketegangan atau kecemasan, maka biasanya libido Anda akan naik lebih dari biasanya. Sebaliknya, bila stres itu membuat depresi maka libido akan menurun sehingga frekuensi hubungan suami istri juga berkurang. Kegairahan seks yang menurun salah-salah dapat menimbulkan prasangka yang bukan-bukan dari istri atau suami.

Stres merupakan konsekuensi dari pola atau gaya hidup manusia modern. Karena itu, yang penting bagi kita sekarang adalah mengelola hidup dengan stres tanpa harus mengalami distres. Peran suami atau istri, yang salah satu pasangannya sedang mengalami stres, sangat dibutuhkan disamping tenaga professional.

Istri atau suami merupakan orang terdekat yang paling tahu perkembangan sekecil apapun yang terjadi pada pasangannya. Suami atau istri yang pasangannya sedang mengalami stress hendaknya mau mendengarkan keluhan dan berbagi perasaan.

Disarikan dari buku Hidup Sehat bagi eksekutif. Kumpulan artikel Kesehatan kompas.