Etika Tidur Malam

Allah memberikan waktu sehari semalam selama 24 jam adalah waktu yang cukup bagi seorang hamba. Angka 24 sendiri merupakan faktor persekutuan yang istimewa. 24 dapat dibagi dengan 2, 3, 4, 6 dan 12. Angka-angka itu dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan sehari-hari.

Orang Eropa khususnya, membagi waktu menjadi 2 bagian. Ante meridiem (AM) artinya waktu sebelum tengah hari dan post merediem (PM) yang berarti setelah tengah hari. Bagi mereka, pembagian ini memiliki arti tersendiri. Berbeda dengan Indonesia yang memakai sistim waktu 24 jam.

Andai waktu dibagi menjadi 3 bagian, maka masing-masing menjadi 8 jam. Sistim ini bisa digunakan untuk : 8 jam untuk bekerja, 8 jam untuk bermasyarakat (termasuk juga untuk keluarga) dan 8 jam berikutnya untuk istirahat. Pembagian ini tergantung masing-masing orang, karena istirahat 8 jam sehari semalam termasuk pemalas.

Ada pula yang menggunakan pembagian 4, sehingga masing-masing menjadi 6 jam. Tipe pembagian seperti ini menjadi beragam dalam menentukan agenda harian.

Dalam Surat Al An’am 6: 60, Allah membagi waktu menjadi dua bagian yaitu saat tidur di malam hari dan beraktifitas pada waktu siang hari. Tidur merupakan kebutuhan pokok setiap orang. Melalui tidur, seseorang bisa mendapatkan performa tubuh yang Kembali bugar dan segar. Apalagi kalau tidur ini dilakukan setelah Lelah beraktivitas selama seharian.

Mengenai aktivitas tidur sendiri, bagi umat muslim sebaiknya tidak lupakan adab sebelum tidur seperti yang telah dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Dengan memperhatikan dan menerapkan adab ini, seseorang tidak hanya mendapatkan pahala, tapi juga lebih nyenyak dan berkualitas. Adab tidur sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW antara lain:

Pertama, memadamkan lampu, menutup pintu dan tempat-tempat makanan dan air. Beberapa tempat yang ada di rumah harus selalu terjaga keamanannya seperti pintu dan jendela. Agar tidak mengundang orang lain harat memiliki barang-barang milik kita. 

Kedua, membersihkan tempat tidur. Debu itu demikian kecil. Dimana-mana ada debu, termasuk di kamar tidur, meskipun ruangan itu relatif tertutup. Debu terkadang membawa kotoran. Oleh karenanya, sebelum tidur dibersihkan terlebih dahulu.

Ketiga, Berwudhu dan berbaring miring ke kanan. Rasulullah bersabda “Jika kamu mendatangi tempat tidurmu maka berwudhulah seperti wudhu untuk shalat, lalu berbaringlah pada sisi kanan badanmu” (HR al Bukhari dan Muslim)

Keempat, membaca beberapa surat al-Qur’an terutama al Ikhlas, al Falaq dan An Naas. Kebiasaan Rasulullah sebelum tidur, membaca surat-surat pendek. Dengan membaca surat-surat dalam al Qur’an, Allah senantiasa menjaga tidur kita. Allah juga yang akan membangunkan.