Pecinta Masjid

Sesungguhnya rumah pertama kali dibangun untuk (tempat beribadah) adalah Baitullah di Bakkah yang diberkati dan dijadikan petunjuk bagi semua manusia. Di dalamnya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim. Siapa yang memasukinya maka amanlah dia.

Ada tiga kelompok penghuni surga yang membuat malaikat merasa cemburu, karena wajah mereka bercahaya. Pertama, mereka yang wajahnya seperti bintang. Saat ditanya malaikat, apakah amalan yang membuat mereka bisa seperti itu, mereka menjawab, ‘’Ketika adzan berkumandang, kami segera wudhu dan menuju rumah Allah (masjid).’’

Kelompok kedua, wajahnya lebih bercahaya, yakni seperti bulan purnama. Saat ditanya, mereka menjawab, ‘’Ketika adzan berkumandang, kami sudah berwudhu, lalu kami menuju rumah Allah.’’ Kelompok ketiga wajahnya paling bercahaya, seperti matahari. Saat ditanya, mereka menjawab, ‘’Ketika adzan berkumandang, kami sudah berwudhu dan duduk di rumah Allah.’’Kisah di atas dikupas oleh Pimpinan Majelis Az-Zikra, Ustadz Muhammad Arifin Ilham (alm) saat memberikan tausiyah pada acara bertajuk ‘’Qiyamullail dan Muhasabah.’’

Beliau mengajak seluruh jamaah agar selalu menjaga shalat fardhu berjamaah di masjid. ‘’Mari kita gunakan momentum tahun baru Hijrah untuk kembali ke masjid. Orang yang rajin ke masjid diberkahi hidupnya, keluarganya, rezekinya, pekerjaannya, dan segala aktivitasnya. Nabi menegaskan, ‘Kalau saja umatku tahu keutamaan shalat berjamaah, niscaya mereka akan mendatanginya, walaupun harus merangkak’.

Sedemikian pentingnya masjid, sehingga disebut sebanyak 28 kali di dalam al-Qur’an. 22 kali diantaranya dalam bentuk tunggal dan 6 kali dalam bentuk jamak (plural). Dari sejumlah penyebutan tersebut, 15 kali diantaranya membicarakan Masjid al-Haram di kota Makkah atau lembah Bakkah.

Kata masjid berasal dari kata fi’il madli (kata kerja lampau) sajada yang berarti tempat sujud. Sedangkan masjidan merupakah isim makan (kata benda tempat) yang berarti tempat bersujud.

Begitu tiba di Madinah, Rasulullah saw membangun Masjid, sebelum bangunan lainnya didirikan. Karena Masjid adalah sarana utama untuk pemberdayaan sumber daya masyarakat. Masjid pada masa Rasulullah saw dan generasi Islam pertama dijadikan pusat kegiatan dakwah serta pengembangan keilmuan pemikiran moral pendidikan dan sosial. Di sanalah tempat para sahabat menimba ajaran-ajaran Islam dan tempat memecahkan segala urusan mereka sehari-hari.

Di zaman Rasulullah, masjid juga menjadi tempat menyambut utusan. Salah satunya ketika Rasulullah menyambut utusan dari Nasrani Najran. Ketika itu, jumlah rombongan 60 orang dengan 14 pembesar Nasrani di dalamnya. Mereka dipersilakan masuk ke dalam masjid dengan menggunakan jubah kenasranian mereka dan berdialog dengan Rasul mengenai Nabi Isa.