Membina Hubungan dengan Orang Lain

sumber gambar : https://www.freepik.com/free-photo/women-wearing-hijab-having-good-time_22127267.htm#query=hubungan%20moslem&position=0&from_view=search&track=ais

Alkisah, ada seorang yang akan bertobat, tapi dalam perjalanan hidupnya belum pernah melakukan kebaikan. Hari itu, Ia bertekad akan berobat. Pergilah dia ke seorang bijaksana. Kata orang bijaksana, bahwa dia tidak ada sedikitpun peluang untuk bertobat. Mendengar jawaban seperti itu, dia lalu membunuh orang bijaksana itu. Bertambahlah tabungan kejelekannya. Namun dia tak putus asa untuk menemukan kegalauan hatinya.

Dalam perjalanannya, bertemulah dia dengan seorang alim. Semua maksud dan tujuannya dia tumpahkan kepada orang alim. Kata orang alim, bahwa yang memberi tobat hanyalah Allah, dengan syarat bertobat yang sungguh-sungguh. Nasehatnya lagi, dia disarankan untuk meninggalkan kampung halamannya. Berkelana menuju tempat yang disarankan oleh orang alim.

Dalam perjalanan menuju suatu tempat, Allah berkehendak lain. Allah mengutus malaikat supaya mencabut nyawa orang itu. Ketika diukur bobot kebaikan dan keburukannya, Allah menetapkan bahwa bobot kebaikannya ternyata lebih berat. Mailakat protes. Kemudian Allah menjelaskan bahwa perjalanan dia menuju kampung kebaikan lebih dekat, dibanding dengan lingkungannya terdahulu.

Demikianlah bila Allah telah berkehendak.

Apa makna dari kisah di atas? Pertama, Sifat Rahman dan Rahim Allah ternyata lebih besar dari apa yang dipikirkan oleh manusia. Allah jualah yang menetapkan semua keputusan yang dialami oleh makhluk-Nya. Oleh karena itu, bersandarlah kepada kehendak Allah, bukan yang lain.

Kasih sayang Allah kepada makhluk-Nya begitu terhampar luas baik yang ada di langit, di bumi, kepada manusia, binatang juga tumbuhan. Namun sayangnya, manusia kerap kali abai terhadap kasih sayang Allah meski setiap detik kita merasakan kebesaran-Nya.

Kedua, Hidup adalah pilihan. Allah telah memberi petunjuk supaya manusia dapat mencapai kebahagian melalui Nabi dan Rasul-Nya. Akhirnya tepat pada keputusan manusia sendiri. Kebaikan atau keburukan.

Sebagai makhluk yang diberi nalar, secara logika manusia pasti memilih jalan kebaikan. Oleh karenanya dimanapun berada, manusia hendaknya selalu menabur kebaikan dan kebahagiaan kepada orang lain. Menciptakan rumah tangga sakinah mawadah  wa rahmah. Membina lingkungan menjadi masyarakat yang damai, aman dan sejahtera merupakan jelmaan dari sifat Rahman dan Rahim.