Tunduk dan Pasrah

sumber gambar : https://www.yctam.org/Info-Terkini/gambar-orang-berdoa-kepada-allah.html

“Tidakkah kami (Allah) mengutus engkau (Muhammad) melainkan sebagai rahmat untuk seluruh alam” Al-Anbiya’ 21: 107

Salah satu sisi tentang Agama Islam yang ditegaskan dalam al-Qur’an adalah bahwa agama itu berlaku untuk seluruh alam. Islam dalam arti yang hakiki adalah tunduk dan pasrah kepada Allah. Seluruh alam ini harus tunduk pada Sang Pencipta.

Untuk menuntut manusia agar tidak tersesat pada ketentuan sang khalik, diutuslah pada Nabi dan Rasul-Nya. Mereka datang silih berganti untuk mengatur kehidupan manusia dan alam. Meskipun yang diutus berbeda, namun pada prinsipnya adalah sama. Mereka membawa pesan yang sama, yaitu islam, ajaran untuk patuh dan taat kepada Allah.

Apa pesan yang hendak disampaikan kepada manusia lewat Nabi dan Rasulnya? Pertama adalah memberi petunjuk untuk mengetahui sang pencipta. Manusia yang lahir dalam keadaan fitrah, lambat laun imannya bisa terkontaminasi karena berbagai macam godaan. Tugas Rasul dan nabi mengenalkan Allah sebagai sang pencipta, agar manusia senantiasa mengingat, tunduk dan patuh pada ketentuan Allah.

Tugas yang kedua memberi tahu kepada umatnya tentang hal-hal yang ghaib. Tidak semua masalah di dunia ini dapat diselesaikan dengan cara nalar atau logika. Ada pula masalah dapat diselesaikan dengan metode iman. Oleh karenannya, Rasul memberi tahu dan sekaligus memberi contoh hal-hal yang bersifat ghaib.

Ketiga mengajak manusia menuju kebenaran yang sesungguhnya. Ilmu dan pengetahuan sifatnya terbatas. Manusia tidak mampu mengetahui semua yang terjadi, dan yang akan terjadi. Oleh karena itu, Allah Swt mengutus rasulNya dengan membawa ajaran yang berasal dari Allah Swt yang sesuai untuk segala tempat dan waktu, sehingga manusia bisa terbimbing menuju kebenaran yang sesungguhnya.

Sebagai manusia yang beriman maka yang keluar dari hati dan lisannya adalah “sami’na wa atha’na” (kami mendengar dan kami taat). Imam Ibnu Katsir menandaskan bahwa “kami mendengar firman-Mu wahai Tuhan kami, kami memahami, mendirikannya dan menyesuaikan perbuatan kami dengan ketetapan firman-Mu”

Manusia yang demikian itu adalah mereka yang mendapatkan jalan hidup damai (salam) dengan sesamanya dan seluruh alam semesta ini. Tujuannya untuk memperoleh keselamatan (salamah, salamatun) bukan hanya untuk kehidupan di dunia ini, tapi juga untuk kehidupan di akhirat kelak. Maka, barangsiapa yang menempuh jalan hidup selain tunduk dan patuh kepada Allah, orang itu akan hidup melawan kehendak Allah.