Kaum Madyan

“Dan janganlah kamu duduk di setiap jalan, dengan menakut-nakuti” (Al A’raf 7: 86)

Ayat ini mengisahkan tentang Kaum Madyan, yang hidup pada masa Nabi Syuaib AS (Beliau diperkirakan hidup pada tahun 1600 – 1490 SM dan diangkat menjadi nabi pada tahun 1550 SM).

Madyan atau Madian terambil dari kata Midian bin Ibrahim, dari istrinya yang bernama Qanthura (Ketura). Versi Islam, Qanthura melahirkan enam anak yaitu : Madyan, Zamran, Saraj, Yaqsyan, Nasyaq, dan yang keenam belum sempat diberi nama. Adapun versi Yahudi dan Kristen, yang dicatat dalam Kitab Kejadian pasal 25, anak Qanthura terdiri dari : Zimran, Yoksan, Medan, Midian, Isybak dan Suah.

Madyan membentuk kabilah yang terdiri dari keturunan anak cucu, sehingga terbentuk kaum Madyan. Tempat tinggal mereka di dekat pantai Laut Merah, di Tenggara Gunung Sinai. Kawasan ini terletak di daerah Yordania yang berbatasan dengan Palestina. Madyan bersama dengan suku Aikah menyembah hutan.

Mengapa Allah mengutus Nabi Syuaib? Apa yang terjadi dengan mereka? Apakah seperti yang terjadi pada umat terdahulu? yaitu,  mendustakan perintah Allah dan mengingkari tuntunan nabiNya? Padahal mereka merupakan keturunan Nabi.  

Tidak ada jaminan bahwa keturunan seorang Nabi pasti menjadi orang beriman. Dalam sejarah tercatat bahwa putra seorang utusan Allah, justru menjadi penentang utama. Demikian halnya dengan umat Madyan. Perilaku mereka adalah melakukan kecurangan dalam perdagangan. Mereka sering mengurangi timbangan atau takaran. Mengabarkan kabar bohong untuk kualitas suatu barang.

Disamping curang dalam perniagaan, mereka memiliki hobi duduk-duduk di pinggir jalan. Mengganggu dan menakut-nakuti orang lewat. Kesukaannya adalah menaruh duri di jalan agar orang yang akan beribadah menjadi jera bila melewati jalan itu.

Dibalik karakter seperti itu, ternyata mereka adalah sekelompok orang yang pandai. Mereka menggali dan memahat gunung-gunung seperti yang dilakukan oleh kaum Tsamud (umatnya Nabi Saleh AS). Ilmu ukir untuk memahat bebatuan di pegunungan tergolong tinggi. Rumah-rumah gunung milik kaum Nabi Saleh itu hingga kini masih bisa disaksikan dan terdapat di Madain Saleh, sekitar 440 kilometer dari Madinah.

Nabi Syuaib juga memiliki tempat tinggal yang sama dengan yang dimiliki kaumnya. Gua-gua Syuaib ini terkenal hingga saat ini dan dinamakan dengan Maghayir Syuaib (gua-gua Syuaib). Gua-gua Syuaib ini terdapat di Bada’ yang terletak sekitar 225 kilometer di sebelah barat daya Tabuk. Kawasan ini merupakan Oase (wahana) kuno di Jazirah Arabia.

Allah telah menyelamatkan peninggalan kaum-kaum terdahulu agar menjadi pelajaran bagi kaum sesudahnya.