Depresi pada Pria

sumber gambar : https://gencil.news/mimbar-islam/jangan-mengeluh-simak-renungan/

Pernahkan Anda menghitung, berapa kali suasana hati yang sedang risau dalam waktu 60 menit? Pernahkan Anda merasakan jiwa sedang galau seharian penuh? Bila yang dirasakan seperti ini, berarti Anda sedang mengalami depresi. Depresi merupakan kesedihan terus menerus dalam jangka waktu yang panjang dan membutuhkan perawatan. Sementara stres terbentuk dari tekanan emosional dan mental

Depresi adalah gangguan suasana hati yang ditandai dengan perasaan sedih yang mendalam dan kehilangan minat terhadap hal-hal yang disukai. Dalam kurun waktu dua minggu perasaan tersebut tidak berubah, berarti terserang depresi. Penyakit ini termasuk masalah kesehatan mental yang diderita dalam rentang waktu yang cukup Panjang.

Depresi dapat menyerang siapapun, termasuk kaum pria. Semula banyak orang yang meragukan komunitas kaum Adam dapat terkena depresi. Namun teriring berjalannya waktu, ternyata depresi hinggap kepada siapa saja. Termasuk Pria maupun anak-anak.

Ada beberapa penyebab terjadinya depresi pada seorang pria.

Seks. Banyak pria yang menganggap kadar maskulinitas dapat dinilai dari kemampuan mereka di atas ranjang. Mreka akan merasa tertekan bila gagal memuaskan pasangannya. Sayangnya, Sebagian obat antidepresi justru menurunkan libido pria.

Ketika ada rangsangan seksual, normalnya otak akan memproses rangsangan tersebut dan menimbulkan gairah seksual atau dorongan untuk melakukan hubungan seks. Otak akan mengirim sinyal ke organ intim. Untuk memproses dan mengartikan sebuah rangsangan seksual, otak memerlukan zat kimia bernama neurotransmiter. Akan tetapi, pada penderita depresi, terjadi gangguan pada kadar dan fungsi zat kimia ini.

Kehamilan dan Hadirnya Anak. Depresi pasca melahirkan merupakan hal yang wajar terjadi pada ibu setelah melahirkan. Saat hamil dan menyusui terjadi ketidak seimbangan hormone dalam tubuh. Sayangnya, hanya sedikit yang tahu kalua pria juga mengalami hal yang sama ketika sang istri mengandung dan memiliki bayi. Satu dari sepuluh pria yang sudah berkeluarga merasa tertekan atau depresi saat ada perubahan dalam hidupnya.

Ikatan. Untuk pria yang telah berkeluarga, ketidakharmonisan rumah tangga merupakan hal yang utama penyebab depresi. Saat mulai tak nyaman dan selalu bertengkar dengan pasangannya, pria akan menghindari bentrokan yang berkelanjutan dan perasaan negatif yang terpendampun rentan berkembang menjadi cemas, stress dan depresi.

Umumnya, seorang pria juga tidak nyaman dengan proses perpisahan atau perceraian, terutama bila proses tersebut diprakarsai oleh sang istri. Fakta membuktikan bahwa pria yang depresi mempunyai kecenderungan untuk bunuh diri.

Pensiun atau Menganggur. Selama hidupnya, seorang pria lebih banyak mengabiskan waktunya untuk bekerja. Ironisnya, banyak rumah tangga hancur hanya karena sang suami sibuk mengejar karier atau posisi bagus dalam pekerjaannya. Sehingga tidak mengejutkan bila mereka menjadi depresi dan tertekan Ketika tiba saat pension. Hal yang sama juga terjadi pada pria yang mendadak kehilangan pekerjaannya.

Sumber bacaan: Blog Dokter karya dr I Made C. Wirawan.