“Pada hari itu tidak bermanfaat harta dan anak-anak. Kecuali mereka yang datang membawa hati yang selamat.” (QS. Asy-Syu’ara’ 26: 88-89)
Hari-hari ini, sebagai orangtua pasti disibukkan dengan masa depan anak untuk menempuh pendidikannya. Segala sesuatu telah disiapkan, termasuk estimasi biaya. Semua itu hanya untuk sang buah hati.
Beruntunglah bahwa di lingkungan kita, ada banyak ragam yang menyediakan model pendidikan. Mengusung keunggulan masing-masing, mereka siap untuk menampung pendidikan anak-anak kita.
Sebagai orang tua, terkadang memang harus berdiskusi lebih serius dengan putra-putrinya. Keinginan mereka dengan keinginan kita terkadang berbeda. Namun, pendidikan untuk anak-anak orang tua tetap memegang peranan yang amat penting. Jangan sampai masa depan anak tergadaikan.
Menurut al-Qur’an, yang pertama adalah memastikan bahwa anak selalu dalam posisi beriman. Orang yang mencintai dunia, ia akan menabung untuk masa depan di dunia. Orang yang beriman ia akan menabung berupa amal shalih untuk dua kehidupan, dunia dan akhirat. Kebahagiaan anak adalah kebahagiaan orang tua.
Jangan sampai anak melupakan siapa dirinya. Jangan sampai anak melupakan sang Khalik sebagai penentu segala-galanya. Andai ia melupakan Allah, sebenarnya melupakan dirinya sendiri. Orang yang lupa kepada dirinya sendiri tak mampu membedakan halal-haram.
Kedua, mempersiapkan generasi penerus. Jangan sampai sebagai orang tua meninggalkan mereka dalam keadaan lemah. Lemah ekonomi, lemah sosial, apalagi lemah Iman dan Akhlak. Mempersiapkan mereka sedini mungkin akan lebih baik. Kondisikan anak sesuai dengan kemampuannya.
Batasi anak-anak agar tidak larut dalam kesenangan sesaat. Kehidupan modern seperti sekarang ini, disatu sisi memang membantu meringankan beban pekerjaan. Disisi lain, ada yang harus diawasi, agar tidak kecanduan. Maraknya game-game atau permainan, apabila dikendalikan mampu memacu kerja otak. Sebaliknya kalau tidak mampu mengatur akan merusak akal budi.