Ar Raja’ atau Harapan

Kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku, bahwa sesungguhnya Aku-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, dan bahwa sesungguhnya azab-Ku adalah azab yang sangat pedih“. (QS. Al-Hijr : 49-50).

Para ulama menyebutkan bahwa :”Ibadah kepada Allah memiliki 3 rukun” diantaranya: pertama, Al Hub (Rasa cinta), Jika seseorang beribadah yang tidak didasari cinta kepada Allah maka tidak akan memiliki arti dari ibadah itu sendiri. Kedua, Al Khauf (Rasa Takut kepada Allah). Bermacam-macam takut berkecamuk, antara lain khawatir ibadahnya tidak diterima. Oleh karenanya, Ia beribadah dengan sungguh-sungguh, agar diterima. Ketiga ar Raja’ (Pengharapan). Orang beribadah pasti punya harapan, antara lain, ketentraman hati, menjadi lebih sabar.

Setiap manusia pada dasarnya memiliki sifat ar Raja (optimis), yaitu perasaan tenang, tenteram yang tertanam dalam hati. Menunggu sesuatu yang ia sukai dan berharap agar cita-citanya terkabul. Optimis adalah perasan agar semua angan-angannya dapat terkabul. Kalau harapannya kosong itu namanya bohong. Hampa, tak ada nilainya sama sekali.

Allah menyebutkan bahwa tidak ada yang istimewa bagi seseorang kecuali dengan amal salihnya. Tabungan amal shalih inilah yang menjadikan orang akan melangkah dengan ringan kaki. Mantap menatap masa depan. Tidak ada keraguan sedikitpun.

Sikap percaya diri merupakan kebutuhan pokok yang sangat diperlukan orang dalam menempuh perjalanan. Dengan bekal kayakinan, orang yang beriman tak pernah menoleh kanan kiri. Ia memandang bahwa ia telah menemukan jalannya. Jalan lainnya dianggap sebagai godaan. Istiqomah dalam menjalankan perintah-Nya.

Putus asa adalah lawan dari optimis. Orang yang putus asa berarti telah melepaskan diri dari rahmat dan nikmat yang diberikan Allah. Tak ada kemauan untuk menyelesaikan masalah. Sikap seperti ini berarti kufur dari nikmat Allah. Sia-sia, ia telah menerima otak untuk berfikir dan hati sebagai sinyap rasa. Oleh karena itu sikap optimis harus diwujudkan dalam rangka meraih cita-cita dalam kehidupan.

‘Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhan-nya, kecuali orang-orang yang sesat’.