Keutamaan Menjaga Amanah

“Pilar kepemimpinan itu ada lima : perkataan yang benar, menyimpan rahasia, menepati janji, senantiasa memberi amanah, dan menunaikan amanah” (Imam Syafi’i)

Dialog yang sering kita baca adalah antara Imam Al Ghazali dan muridnya. Petikannya, sang guru bertanya : apakah yang paling berat di dunia ini. Murid menjawab : bumi. Guru tidak menyalahkan, tapi meluruskan. Jawaban itu tidak salah, tapi yang paling benar adalah melaksanakan amanah.

Amanah bukan saja berujud bendawi, apa yang dapat dilihat di luar diri kita, namun juga yang ada dalam tubuh kita. Bukan hanya jabatan, pangkat, kedudukan, keluarga, tapi justru yang ada dalam tubuh kita. Telinga, mata, mulut, kaki, tangan, umur dan lain-lain. Bagaimana kita dapat memanfaatkan amanah yang diberikan oleh Allah lewat bimbingan Rasul-Nya.

Keutamaan menjaga amanah antara lain, pertama, termasuk salah satu bentuk keimanan. Rasulullah saw bersabda “Tidak ada iman bagi yang tidak amanah padanya (menjaga amanah), dan tidak ada agama bagi yang tidak ada janji baginya (memenuhi janji”. (HR. Ahmad). Salah satu sifat iman adalah menjaga amanah. Ini merupakan salah satu indikator keimanan seseorang.

Ciri orang beriman adalah menjalankan perintah Allah dan meninggalkan laranganNya. Setiap minggu selalu diingatkan oleh khotib tentang orang yang beratqa dan beriman. Setiap minggu pula kita mendengarkan dengan takzim. Iman yang kuat sebaik-baik bekal dimanapun berada. Sendiri maupun bersama, di keramaian atau kesunyian.

Kedua, Orang yang menunaikan amanah tidak akan rugi di dunia. Rasulullah bersabda “Jika kamu memiliki empat hal, kamu tidak akan rugi dalam urusan dunia. Menjaga amanah, jujur dalam berkata, berakhlak baik, dan menjaga harga diri dalam (usaha, bekerja) mencari makan” (HR. Ahmad).

Amanah tidak hanya terkait langsung dengan kekuasaan dan materi. Amanah bermakna menunaikan apa-apa yang dititipkan atau dipercayakan. Amanah sebagai seorang ayah, ibu rumah tangga, pegawai, pelajar dan lain-lain. Mereka memikul tanggung jawab sesuai tugasnya masing-masing.

Tidak ada makhluk lain yang mampu menerima amanah kecuali manusia. Mereka enggan menerima amanah itu bukan karena mengharap balasan Allah swt, namun mereka menyadari betapa beratnya memikul amanah.