Fenomena Tujuh Langit

sumber gambar : https://www.bing.com/images/search?view=detailV2&ccid=H48e3ZV3&id=3CAEF57970A0E7C8F5CE6C3BD0E88191BAA7CC48&thid=OIP.H48e3ZV34Sd-fI77NDzZkgHaEo&mediaurl=https%3a%2f%2f2.bp.blogspot.com%2f-fcSgt41m6YA%2fUy-qPt7M5DI%2fAAAAAAAAMFs%2feaN9QJ7Sjig%2fs1600%2fbungamataharihd03.jpg&exph=1000&expw=1600&q=matahari&simid=608002352771714150&FORM=IRPRST&ck=BCEE8472B0A7A5E5727115B0E3D895DF&selectedIndex=45&ajaxhist=0&ajaxserp=0

“Yang menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Tidak akan kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pengasih. Maka lihatlah sekali lagi, adakah kamu lihat sesuatu yang cacat?

(al Mulk 67: 3)

Kata tibaqan diartikan lapisan. Bila disebutkan tibaqatus-samawat berarti tingkatan benda-benda alam yang berada di luar angkasa. Bila disebutkan tibaqatul-ard artinya lapisan bumi yang terdiri dari beragam usur, seperti humus, tanah, pasir, batu dan lain-lain. Makna yang sesuai dengan ayat di atas adalah menyatakan benda-benda di alam raya yang jumlahnya sangat banyak.

Misteri tujuh langit hingga kini masih menjadi perdebatan. Ada tiga pendapat yang saling berseberangan, tapi kebenarannya masih harus dibuktikan secara ilmiah. Golongan pertama mengatakan bahwa kata tujuh langit diartikan sebagai galaksi-galaksi yang ada diangkasa luar yang jumlahnya sangat banyak. Bahasa al Qur’an mengatakan, bahwa kata tujuh langit itu sebagai ibarat. Tujuh langit artinya banyak, bukan berbentuk bilangan yang jumlahnya tujuh.

Golongan kedua menafsirkan bahwa tujuh langit adalah bintang yang ada di sekitar matahari. Sedangkan pendapat ketiga, tidak mau menjelaskan atau menafsirkan tujuh langit. Mereka menyerahkan sepenuhnya kepada Allah. Karena hal seperti itu ada pada pengetahuan-Nya, dan belum diketahui dengan pasti oleh manusia.

Pengetahuan manusia tentang tujuh langit juga masih terbatas. Pemahaman tujuh langit berkembang sesuai dengan tingkat pemahaman manusia. Di Eropa kuno, pengetahuan tujuh langit masih terbatas bahwa bumi, bulan dan matahari seperti lapisan. Bumi sebagai pusat. Bulan sebagai lapisan pertama. Pada langit kedua sampai ketujuh  dihuni oleh benda langat seperti Merkurius, Venus, Matahari, mars, Jupiter dan Saturnus.

Perkembangan berikutnya dikenalkan oleh Plotomeus yang mengatakan bahwa Merkurius dan venus mengelilingi Matahari sekaligus mengelilingi Bumi. Pendapat ini disanggah dengan model Heliosentrik yang menyatakan bahwa Matahari sebagai pusat alam semesta. Upaya untuk mengungkap tujuh langit terus berkembang, sampai akhirnya orang menemukan istilah lapisan langit dengan nama atmosfer. Lapisan pertama hingga ke tujuh disebutkan : Troposfer, Tropopaus, Stratosfer, Stratopaus, Mesofer, Mesopause dan Termosfer.

Langit tidak hanya menyajikan keindahan dan fenomena alam yang menakjubkan, namun juga misteri. Langit yang memiliki tujuh lapis memiliki fungsi yang berbeda-beda. Isyarat al Qur’an, langit juga ditopang oleh tiang-tiang yang sangat kokoh. Hingga sekarang, langit-langit tersebut belum runtuh, masih tetap berfungsi seperti sedia kala. Bagaimana bentuk tiang-tiangnya, hanya pengetahuan dan keimanan yang mampu menjawab.