Fitrah

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah (pilihlah) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”. (Ar Rum : 30)

Fitrah artinya suci. Kata fitrah bentuk jamaknya adalah fithar yang dimaknai perangai, tabiat, kejadian, asli, agama, dan ciptaan. Ulama lain mengartikan fitrah sebagai belahan. Menurut Ibnu Katsir, fitrah artinya keadaan yang dihasilkan dari penciptaan.

Dalam al-Qur’an kata fitrah disebutkan sebanyak duapuluh 20 kali.Tterdapat dalam tujuhbelas surat dan dalam sembilanbelas ayat. Fitrah dalam arti menciptakan disebutkan sebanyak sembilan  kali. Dalam arti pecah atau terbelah disebukan sebanyak dua kali. Dalam makna tidak seimbang disebutkan sebanyak dua kali. Dalam arti yang menjadikan disebutkan sebanyak enam kali.

Pandangan al Qur’an, bahwa setiap manusia yang lahir di bumi ini dalam keadaan fitrah, yaitu suci dan murni. Suci dari keadaan bersih tanpa dosa. Islam tidak mengenal adanya dosa warisan.  Orangtua (mungkin telah bedosa) yang telah berbuat melahirkan anaknya, tidak serta merta orangtuanya membagikan dosa kepada anak keturunannya.

Manusia adalah makhluk yang istimewa sekaligus unik, karena memiliki potensi untuk berbuat baik ataupun buruk. Manusia diberi kelebihan dibanding dengan makhluk yang lain yaitu akal. Dengan akalnya, manusia diberi kemampuan untuk membedakan antara yang baik dan buruk. Oleh karenanya, manusia dapat berbuat baik ataupun sebaliknya tergantung hati. Bila hatinya bersih atau suci, maka melahirkan perilaku yang baik, sesuai dengan fitrah manusia.

Karena fitrah erat kaitannya dengan watak seseorang, maka menurut al Ghazali membagi watak menjadi empat bagian.

Pertama, Manusia bodoh, tidak dapat membedakan yang benar dan yang salah, antara yang indah dan yang buruk. Manusia model ini mudah sekali diubah watak atau tabiatnya.

Kedua, Manusia yang mengetahui akan keburukan sesuatu yang buruk, tetapi tidak mau melaksanakan suatu kebaikan bahkan kadangkala melakukan keburukan dengan dorongan nafsunya. Watak manusia mode ini dapat diubah dengan melatih diri untuk menghindari perbuatan yang buruk dan membiasakan diri untuk berbuat suatu kebajikan.

Ketiga, Manusia yang telah mempunyai keyakinan bahwa buruk itu baik dan indah baginya. Manusia model ini sulit diperbaiki, kalau pun dapat, hanya sebagian kecil saja.

Keempat, Manusia yang berkeyakinan bahwa mengerjakan suatu kejahatan merupakan suatu kebanggaan tersendiri. Manusia model ini hampir tidak dapat dididik dan diperbaiki wataknya.