KEBAIKAN DALAM SUNYI

oleh : DR Khoiruddin Bashori

Ramadhan 1446 H hari keempatbelas

Kebaikan yang tulus dalam perspektif psikologi adalah bentuk tindakan altruistik yang dilakukan tanpa pamrih, tanpa mengharapkan penghargaan, pengakuan, atau balasan.

Tindakan demikian dilandasi oleh niat murni untuk membantu, memberi, atau berbuat baik kepada orang lain, hanya demi kebahagiaan mereka atau kepatuhan kepada nilai-nilai moral dan spiritual.

Orang dengan locus of control internal percaya bahwa mereka bertanggung jawab atas tindakan mereka sendiri. Ketika berbuat baik, mereka melakukannya karena merasa itu adalah hal yang benar, bukan karena tekanan eksternal seperti pujian atau penghargaan.

Penelitian menunjukkan, perbuatan baik yang tulus meningkatkan kesejahteraan psikologis. Ketulusan dalam memberi atau membantu orang lain menciptakan rasa puas dan makna hidup, yang merupakan aspek penting dari kebahagiaan dan kesehatan mental.

Kebaikan yang tulus adalah manifestasi dari keikhlasan hati dan nilai moral yang tinggi. Dalam psikologi, tindakan ini mencerminkan motivasi intrinsik, empati, dan keseimbangan emosional, yang semuanya berkontribusi pada kesejahteraan batin.

Perspektif Agama memperkuat nilai ini dengan menekankan penghargaan yang diberikan oleh Tuhan sebagai imbalan atas ketulusan. Oleh karena itu, kebaikan yang dilakukan dalam sunyi tidak hanya memiliki dampak positif bagi kesehatan psikologis pelakunya, tetapi juga manfaat spiritual.