oleh : DR Qomaruddin Hidayat
Ramadhan 1446 H hari keduabelas
Kebenaran absolut hanya memiliki satu sumber. Dan itu dipastikan berasal dari Yang Absolut dan Mahabenar. Yang manusia lakukan adalah berusaha untuk mendekati dan mencintai Kebenaran. Mutlak tanpa harus mengaku memiliki kebenaran mutlak. Seharusnya kita saling mendukung untuk mencari dan memperjuangkan kebenaran bersama yang lain.
Untuk membela kebenaran, seringkali segala aturan yang keliru pun diterjang. Demi mempertahankan panji-panji kebenaran yang konon diyakini dari Tuhan, kitapun saling menyerang dan menerjang. Tidak peduli apakah itu akan menghancurkan peradaban atau masa depan generasi bangsa, atas nama kebenaranTuhan kita pun saling menikam. Benarkan apa yang kita pegang sebagai kebenaran mutlak?
Kebenaran mutlak (absolut) yang sesungguhnya hanya dimiliki Tuhan (al-Haq min amri rabbi). Akan tetapi, dengan penuh keangkuhan, kita mencaplok jubah Kebenaran yang hanya pantas disandang-Nya. Kebenaran Tuhan yang Mutlak Tidak terbatas, justru dibatasi oleh ego dan keakuan pribadi kita. Sungguh satu kesombongan yang terkadang dirasakan secara sadar.
Karena kebenaran absolut hanya milik-Nya, kita memerlukan sikap rendah hati dan saling berbagi kebenaran dan kebajikan.