“Perangilah mereka sehingga tidak ada lagi penindasan, dan yang ada hanya keadilan dan keimanan kepada Allah” al Baqarah : 193
Bagi anak kecil, kedua orang tua disebut sebagai pahlawan. Karena semua kebutuhan dipenuhi dengan ketulusan. Semua warga sebuah desa, menganggap bahwa kepala desanya adalah seorang pahlawan. Karena kepemimpinan beliau membuat suasana desa menjadi damai dan tenteram. Semua warga desa merasa terlindungi.
Pahlawan adalah orang yang pantas mendapatkan pahala karena jasa-jasanya bagi perjuangan menegakkan kebenaran. Siapapun pantas untuk dipanggil sebagai seorang pahlawan, asal dia mampu menegakkan kebenaran untuk kemaslahatan rakyat.
Memperoleh kemerdekaan berarti mendapatkan kebebasan berekspresi dan tentu saja kebebasan untuk beribadah. Sebuah kegiatan ritual yang paling hakiki. Kita harus tahu diri, bahwa kemerdekaan harus disyukuri, agar kebebasan dalam melakukan aktivitas ini dapat dinikmati oleh anak cucu keturunan kita. Jangan sampai kita sendiri yang menjadi pemicu permusuhan.
Marilah kita kembangkan siapa sesungguhnya yang disebut sebagai pahlawan. Orang yang layak disebut sebagai pehlawan antara lain memiliki ciri-ciri, pertama keteguhan. Prinsip-prinsip dalam kehidupan senantiasa dipegang teguh. Prinsip ini meliputi menjaga persaudaraan. Orang boleh berasal dari pelosok manapun, namun kalau telah menyatakan diri masuk dalam sebuah komunitas, maka harus tunduk terhadap aturannya. Kepentingan sesaat harus dibuang jauh-jauh. Kesepakatan bersama harus dijunjung bersama.
Orang seperti ini adalah yang selalu istiqomah. Tidak mudah dipengaruhi oleh propaganda atau iming-iming dari pihak lain. Nilai-nilai modern kadang mengotori jiwa keteguhan seseorang. Membanjirnya informasi juga dapat menggoyahkan keteguhan seseorang, andai tidak dibarengi dengan tabayun.
Kedua Keberanian. Presiden Soekarno pernah mengatakan “ Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah, namun perjuangan kalian akan lebih sulit karena melawan bangsa sendiri”. Terbukti beberapa peristiwa yang telah menimpa bangsa kita. Dari peristiwa inilah, memang dibutuhkan orang yang berani melawan kesewenang-wenangan, ketidakadilan, dan lain-lain.
Ketiga kesabaran. Setelah semua diperjuangkan dengan sepenuh itikad dan perhitungan, pada akhirnya semua iktiar diserahkan kepada Allah. “Man shobaro dhofiro” artinya barang siapa yang bersabar, maka akan mendapatkan.
Sabar dalam mencapai cita-cita tidak dapat diukur dengan waktu. Membutuhkan keimanan dan ketaqwaan yang tebal untuk mendapatkan kesabaran. Karena hasil kesabaran adalah buah iman yang manis, yang dapat dirasakan oleh hati yang tulus.